PEMBAHASAN
A. PERCOBAAN
I : TEORI PELUANG DAN UJI KHI
KUADRAT
1. Tujuan
Praktikum:
a.
Menghitung
peluangan dan menghitung uji khi kuadrat
b.
Menggunakan
uji khi kuadrat dalam analisis genetika Mendel
2. Latar
Belakang
Individu yang terbentuk dari hasil perkawinan dapat dilihat
oleh mata dalam bentuk fenotipe , yang merupakan kemungkinan-kemungkinan
pertemuan gamet jantan dan betina. Keturunan hasil perkawinan dapat diduga
berdasarkan peluang yang ada. Dan perlunya mempelajari teori kemungkinan atau
peluang untuk menentukan hasil perkawinan suatu individu dalam mata kuliah
Genetika.
Evaluasi hipotesis genetic memerlukan
suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan
menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji
ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas).
Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test).
Penggunaan teori kemungkinan dan uji X2dengan
tingkat kepercayaan tertentu akan diperagakan secara sederhana dengan melihat
hasil pelemparan uang logam, dengan harapan praktikan dapat berlatih
menggunakan uji X2 dan dapat menggunakannya lagi untuk hasil
persilangan yang sesungguhnya. Analisis peluang sangat berguna terutama dalam
mempelajari sifat-sifat kualitatif.
3. Tijauan
Pustaka
Gregor Mendel merupakan
pencetus berbagai prinsip dasar
genetika. Pada akhir abad kesembilan belas, beliau mengenali adanya unit
informasi yang diwariskan untuk pembentukan sifat yang dapat diamati pada
organisme. Ini merupakan konsep pertama gen (Bresnick, 2003: 169). Mendel
mengajukan teori bahwa di dalam setiap ercis terdapat satuan-satuan pewarisan
sifat kecil, yang disebutnya “Faktor”. Ia berhasil mengetahui bahwa setiap
tanaman induk awal membawa sepasang faktor identik yang menghasilkan hanya
bunga ungu atau hanya bunga putih (Walker, 2003: 11).
Generasi pertama
mewarisi satu faktor ungu dari salah satu induk dan satu faktor putih dari
induk yang lain, namun berbunga ungu. Mendel menjelaskan bahwa faktor ungu
dominan terhadap faktor putih, satu faktor ungu saja sudah cukup untuk membuat
bunga berwarna ungu. Sebagian tumbuhan generasi kedua berbunga putih karena
mewarisi faktor-faktor putih saja. Mendel meyebut faktor putih “resesif” karena
tersembunyi atau menghilang dalam generasi pertama (Walker, 2003: 11).
4. Metode
Percobaan
a.
Alat
dan Bahan
-
Satu
koin mata uang yang seimbang, masing-masing sisi diberi tanda A dan a
-
Dua
koin mata uang yang sisinya diberi tanda (A1 dan a1) untuk mata uang pertama
dan ( A2 dan a2 ) untuk mata uang kedua
-
Spidol
permanent/marker
b.
Prosedur
Kerja
Peluang Satu Kejadian
Lempar mata uang. Setiap sisi yang muncul dipermukaan
dicatat dan dianggap sebagai alel yang dikandung oleh gamet yang dihasilkan.
Misalnya bila muncul sisi A maka dianggap bahwa gamet yang dihasilkan
mengandung alel A. Pelemparan diulang sampai 100 kali dan hitung banyaknya
pemunculan masing-masing sisi. Kemudian uji apakah penyebaran data sesuai
dengan hipotesis bahwa peluang kedua alel adalah sama , atau P (A) = P 9a = ½
Peluang Dua Kejadian Bebas
Lemparkan secara serempak dua koin mata uang dan catat kombinasi
sisi mata uang yang muncul (yaitu A1A2, A1a2, a1A2, a1a2 ). Lakukan pencatatan
untuk masing-masing kombinasi dari 100 kali pelemparan, kemdian uji apakah
kemunculan sisi dari setiap mata uang bebas satu sama lain atau tidak.
5. Hasil
Pengamatan
Tabel hasil pembentukan gamet dari
individu heterozigot Aa (monohybrid)
NO
|
Gamet / alel (sisi koin)
|
Hasil Percobaan
|
Jumlah
|
1
|
A
|
46
|
46
|
2
|
A
|
54
|
54
|
Total 100
|
NO
|
Gamet
|
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Harapan
|
Deviasi
|
Khi Kuadrat
|
1
|
A
|
46
|
1/2 x100 %
= 50 %
|
1/2 x100 %
= 50 %
|
4
|
0.32
|
2
|
A
|
54
|
1/2 x100 %
= 50 %
|
1/2 x100 %
= 50
|
4
|
0.32
|
Tabel Penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 x A2a2)
No
|
Genotip/pasagan
|
Hasil Percobaan
|
Jumlah
|
1
|
A1A2
|
30
|
30
|
2
|
A1a2
|
26
|
26
|
3
|
a1A2
|
22
|
22
|
4
|
a1a2
|
22
|
22
|
Total
|
100
|
Tabel Uji X2
No
|
Gamet
|
Pengamata ( O )
|
Hipotesis ( P )
|
Harapan
|
Deviasi ( O – P )
|
Khi Kuadrat
|
1
|
A1A2
|
30
|
1/4x100 = 25
|
1/4x100 = 25
|
5
|
1
|
2
|
A1a2
|
26
|
1/4x100 = 25
|
1/4x100 = 25
|
1
|
0.04
|
3
|
a1A2
|
22
|
1/4x100 = 25
|
1/4x100 = 25
|
3
|
0.36
|
4
|
a1a2
|
22
|
1/4x100 = 25
|
1/4x100 = 25
|
3
|
0.36
|
Total
|
Keterangan:
6. Pertanyaan
dan Tugas
1.
Berapa
peluang untuk masing-masing sisi sebuah dadu (berisi enam)
Jawab :
P= n(A) / n(S)
P = 1/6
Berdasarkan teori peluang, sebuah sisi dadu memiliki
kemungkinan muncul satu kali dari enam pelemparan (1/6)
2.
Bila
tiga buah dadu dilempar secara bersamaan, berapa peluang munculnya mata dua
secara bersamaan pada ketiga buah dadu tersebut ?
Jawab :
P (ABC) = P (A) . P (B) . P(C)
= 1/6 . 1/6
. 1/6
= 1/216
Jadi, berdasarkan teri peluang, munculnya mata dadu secara
bersamaan pada pelemparan tiga dadu secara bersamaan adalah satu kali dari 216
kali pelemparan (1/216)
7. Pembahasan
Dari hasil pengamtan telah didapat data
pada pelemparan satu uang logam sebanyak 100x lemparan, diperoleh data yang
signifikan karna di dapat : X2hitung < X2 tabel singga lemparan sessuia perbandingan A : G = 1: 1
Pelemparan dua uang logam sebanyak 100x pelemparan dapat
diterima karna hasil perhitungan X2 > X2 tabel. Jadi sebagian besar
percobaan yang dilakukan datanya dapat diterima karna semua lemparan yang
dilakukan sesuai dengan perbandingan.
8. Daftar
Pustaka
(Goto
milla.blogspot, 2008, Universitas Jendral Sudirman,Purwokorto).
B. PERCOBAAN
II : HUKUM MENDEL
1.
Tujuan Praktikum
Menjelaskan prinsip dan prosess segregasi serta menjelaskan
prinsip dan proses perpaduan bebas
2.
Latar Belakang
Teori pewarisan sifat dirumuskan oleh
Mendel dari rangkaian percobaan yang dilakukan diawali oleh kemauan dan
kemampuan untuk mempersiapkan bahan-bahan persilangan. Persiapan yang dilakukan
adalah mengumpulkan berbagai jenis kacang-kacangan yang sifatnya dapat
dibedakan dengan jelas. Setelah tahap
persiapn telah selesai, Mendel mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh tanamn
kacang tadi, dan kemudian mencoba menyilangkan satu dengan yang lainnya.
Setelah melakukan pengamatan bertahun-tahun, kemudian Mendel mendapatkan
kesimpulan dari apa yang diamatinya, yang kita kenal sebagai Hukum Mendel.
Hukum Mendel 1 atau hukum Segregasi.
Selama proses miosis berlangsung , pasangan-pasangan kromosom homolog saling
berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalm
satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal dengan segregasi
bebas. Hukum Mendel 2 adalah persilangan antara dua tetua yang mempunyai dua
sifat yang berbeda (dihibrid). Pengelompokan gen secara bebas dinyatakan bahwa
selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secra bebas dan
mengelompok dengan gen laan yang bukan alelnya. Monohybrid adalah hybrid dengan
1 sifat beda, dan dihibrid adalah hybrid denga 2 sifat beda, akan menghasilkan
perbandingan 3:1, dan 9:3:3:1
3.
Tinjauan Pustaka
Teori
pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya dikemukakan
oleh Gregor Mendelpada tahun 1865.Teori ini diajukan berdasarkan
penelitian persilangan
berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum).Dalam percobaannya Mendel
memilih tanaman yang memiliki sifat biologi yang mudah diamati. Mendel
mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat yang
dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji,
dan lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan
menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid.Selain
itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid),
tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid).Hasil percobaannya ditulis
dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant Hybridization. Mendel
menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian
disebut gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya
.Dalam setiap tanaman terdapat dua
faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan
istilah 2 alel satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari
tetua betina.Dalam penggabungan tersebut
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya.Pada saat pembentukkan gamet,
setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas.Peristiwa ini kemudian dikenal
sebagai Hukum Mendel I, yaitu hukum segregasi. Perbandingan pada F2
untuk ciri dominan : resesif = 3 : 1, terjadi karena adanya proses penggabungan
secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari tanaman F1. Bukti-bukti Mendel
untuk menjelaskan teori partikulat mengenai pewarisan: (a) Persilangan tanaman
tinggi dan pendek; (b) Pada generasi F1 semua keturunan (zuriat) berbatang
tinggi; (c) Pada generasi F2 26% berbatang pendek dan 74% berbatang tinggi.
4.
Metode Percobaan
a.
Alat
dan Bahan
-
Kancing
merah dan kancing putih atau kancing sembarangan dan kancing temple (studi)
masing-masing sebanyak 100 buah
-
Kancing
belang merah-kuning, merah-hitam , putih-kuning, dan putih-hitam masing-masing
sebanyak 100 buah
-
Kotak
karton sebanyak 2 buah (gamet jantan dan betina)
b.
Prosedur
Kerja
Hukum Mendel 1
-
Tandai
kancing merah dengan lambing M untuk gen penentu warna merah dan kancing putih dengan
lambing m untuk penentu gen warna putih
-
Pisahkan
50 kancing merah ke kotak jantan dan 50 sisanya ke kotak betina demikian juga
dengan kancing putih
-
Aduk
isi kotak dengan cara menggoyangkan agar kaedah acak tercapai. Dengan demikan
begitu peluang pengambilan kancing merah dan kancing putih dalam satu kotak
yang sama
-
Ambil
satu buah kancing dari kotak jantan dan betina secara bersamaan dan catat
kombinasi alel yang diperoleh sampai 50 pengambilan
-
Ulangi
pengambilan sebanyak satu kali dengan prosedur yang sama
-
Tentukan
perbandingan genotip dan fenotip kombinasi yang diperoleh
-
Bandingkan
data pengamatan kelompok dengan data yang seharusnya menurut Mendel menggunakan
X2 tarik kesimpulan
Hukum Mendel 2
Masing-masing kancing berwarna belang (merah-kuning, merah-hitam,
putih-kuning dan putih-hitam) merupakan hasil segregasi dua sifat beda
(dihibrid) misalnya bentuk biji yang ditentukan oleh alel A dan a, dan warna
kulit biji yang ditentukan oleh alel B dan b.
-
Beri
lambang A untuk warna merah dan a warna putih
-
Beri
lambang huruf B untuk warna kuning dan b untuk warna hitam
-
Sediakan
kancing berwarna belang, masing-masing sebanyak seratus buah, masukkan 50 buah
ke dalam kotak jantan dan 50 sisanya ke kotak betina
-
Ambil
satu buah kancing dari kotak jantan dan betina secara bersamaan dan catat
kombinasi alel yang diperleh sanpai 50 pengambilan
-
Ulangi
pengembilan sebanyak satu kali dengan prosedur
yang sama
-
Bandingkan
data pengamatan kelompok dengan data yang seharusnya menurut Mendel menggunakan
uji X2 , tarik kesimpulan
5.
Hasil Pengamatan
Tabel Segregasi alel pada waktu pembentukan gamet
Kombinasi alel
|
Pengamatan
|
Jumlah
|
MM
|
14
|
14
|
Mm
|
22
|
22
|
Mm
|
14
|
14
|
Tabel Perbandingan Genotip menurut uji X2
Genotype
|
Pengamatan
|
Harapan
|
(P-H)2/H
|
MM
|
14
|
¼ x50 = 12,5
|
0.18
|
Mm
|
22
|
2/4 x50 = 25
|
0.36
|
Mm
|
14
|
¼ x50 = 12,5
|
0.18
|
Tabel Perbandingan Genotip menurut uji X2
Fenotipe
|
Pengamatan (P)
|
Harapan (H)
|
(P-H)2/H
|
Merah
|
36
|
¾ x 50 = 37.5
|
0.06
|
Putih
|
24
|
¼ x 50 = 12.5
|
0.18
|
Tabel Segregasi dan pengelompokan alel dari pasangan gen yang
berbeda pada waktu pembentukan gamet
Kombinasi alel
|
Pengamatan
|
Jumlah
|
AABB
|
|
6
|
AABb
|
|
6
|
AAbb
|
|
4
|
AaBB
|
|
2
|
AaBb
|
|
3
|
Aabb
|
|
7
|
aaBB
|
|
5
|
aaBb
|
|
8
|
aabb
|
|
9
|
Tabel Perbandingan
Fenotip pada F2 menurut uji X2
Kombinasi alel
|
Pengamatan
|
Harapan
|
(P-H)2/H
|
A.B.
|
19
|
9/16 x 50 = 28.1
|
2.9
|
A.bb
|
12
|
3/16 x 50 =9.3
|
0.7
|
aaB.
|
13
|
3/16 x 50 = 9.3
|
1.4
|
Aabb
|
6
|
1/16 x 50 =3.1`
|
2.7
|
Tabel
fenotipe percobaan Mendel dari berbagai sifat monohybrid
No
|
Sifat
|
Ciri
dominan
|
Ciri
resesif
|
Nisbah
sebenarnya dominan : resesif
|
1
|
Bentuk
biji
|
Bulat
= 5474
|
Keriput
= 1850
|
2.96
: 1
|
2
|
Warna
biji
|
Kuning
= 6022
|
Hijau
=2001
|
3.01
: 1
|
3
|
Tinggi
tanaman
|
Tinggi
= 787
|
Pendek
= 277
|
2.84
: 1
|
4
|
Warna
petal
|
Ungu
= 705
|
Putih
= 224
|
3.15
: 1
|
5
|
Letak
bunga
|
Aksial
= 651
|
Terminal
= 207
|
3.14
: 1
|
6
|
Warna
polong
|
Hijau
= 428
|
Kuning
= 152
|
2.82
: 1
|
7
|
Bentuk
polong
|
Penuh
= 882
|
Kisut
= 299
|
2.95
: 1
|
6.
Pertanyaan /tugas
a.
Apa
yang akan terjadi jika tanaman ercis yang di gunakan Mendel bukan hasil
penyerbukan sendiri selam beberapa generasi
Jawab :
Yang akan tejadi yaitu tanaman ercis tidak akan menghasilkan
keturunan yang bagus dan tanaman ercis akan menghasilkan tanaman yang keriput
dan kisut.
b.
Jelaskan
hukum Mendel I dan hukum Mendel II
Jawab :
Hukum Mendel I:
“ pada waktu berlangsung pembentukan gamet tiap pasang gen
akan disegregasikan ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk “
Hukum Mendel II :
“ segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada
segregasi pasangan gen lainnya “
c.
Jelaskan
kaitan hukum Mendel II dengan proses meosis
Jawab :
Pada proses meosis
pada tahap profase 2, metaphase 1 terjadi proses pindah silang. Dari
kromosom homolog akan menjadi dihibrid atau dihibrid akan membentuk konfigurasi
yang baru.
Kesetaraan Hukum
Mendel dengan proses miosis:
-
Pada proses meosis terjadi perpasangan
kromosom homolog, yang setara dengan adanya sepasang gen yang mengendalikan
suatu sifat tanaman
-
Kromosom homolog akan berpisah
bermigrasi ke dua kutub yang berbeda, dan hal ini setara dengan hokum segregasi
-
Semua kromosom bebas bermigrasi ke dua kutub
berlawanan, hal ini setara dengan hokum perpadua bebas
d.
Pada
percoban monyhibrid, Mendel mendapatkan hasil sebagaimana pada Tabel
selanjutnya, lakukan Uji Khi Kuadrat, apakah masing-masing sifat yang diperoleh
Mendel diatas sesuai denga nisbah ciri dominan : ciri resesif = 3 : 1 (3/4 ciri
dominan : 1/4 ciri
resesif )
7.
Pembahasan
Dari hasil percobaa atau yang dilakukan , pengambilan
kancing sebanyak 100 kali dan didapatkan
datanya.
8.
Daftar Pustaka
(Dasar-dasar genetika, Zulfahmi, 2008,
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Qasim,Riau)
C. PERCOBAAN
3 : ANALOGI PEMBELAHAN MITOSIS
DAN MEIOSIS
1. Tujuan
Praktikum
-
Memahami
proses pembelahan sel
-
Mengenal
proses gametogensis dan fertilisasi
2. Latar
Belakang
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh (sel somatic).
Pada pembelahan sel yang menghasilkan sifat kromosom berpasangan(2n) ini
terjadi proses pembelahan nucleus
menjadi dua nucleus dan masing-masing anakan menerima 1 set kromosom.
Satu set kromosom tersebut berbentuk benang-benangn halus yang jumlahnya sam dengan jumlah kromosom sel
induknya. Pada pembelahan mitosisi tejadi empat fase pembelahan yaitu, profase,
metaphase, anaphase, telopase.
Proses pembelahan sel secara miosis terjadi pada sel kelamin.
Miosis dimulai dengan sel diploid yang disebut sel gonad atau sel kecambah
primordial. Proses miosis meliputi dua pembelahan dan menghasilkan empat
haploid dari satu sel kecambah.
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet(sel
kelamin) yang terjadi melalui pembelahan miosis. Dalam proses gametogenesis
terdapat empat tahap:
-
Asal
dari migrasi bakal sel kelamin/gonad
-
Perbanyakan
sel kelamin secara mitosis
-
Terjadi
reduksi sel kelamin menjadi setengah secara miosis
-
Terjadi
diferensiasi
Fertilisasi merupakan proses peleburan
dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic
yang berasal dari sifat tetuanya.
3.
Tinjauan Pustaka
Proses
pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel, kehidupan sel yang
dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga
pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Meneruskan materi genetik yang identik
ke sel-sel anakan. Semua makhluk bersel banyak dan membiak secara seksual
tergantung dari pembelahan sel. Meskipun setiap makhluk terjadi mulai dari
sebuah sel tunggal yang disebut zigot, akan tetapi pembesaran dan perbanyakan
dari sel tunggal itu sangat diperlukan agar supaya makhluk itu mencapai ukuran
semestinya. Pembelahan sel yang lengkap dibedakan atas dua proses, yaitu
pembelahan inti sel (karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
Makhluk yang membiak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu
pembelahan biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Yatim, 1996).
Mitosis, pembelahan
sel di mana susunan kromosom sel anak tetap sama dengan susunan kromosom sel
induk, baik jumlah maupun macam kromosom itu. Disebut jumlah macam kromosom
dalam sel n. n artinya ploid, simbol untuk macam jumlah kromosom dalam sel
suatu species. Dalam sel susunan kromosom ditulis dengan 2n, artinya dalam
susunan diploid (di= 2; ploid= jumlah macam kromosom). Oleh mitosis sel induk
yang 2n akan menghasilkan sel anak yang tetap 2n. Sedangkan oleh meiosis,
gametogonia yang 2n akan menghasilkan gamet yang n (Yatim, 2003).
Pembelahan
meiosis ini pembelahan reduksi yang hanya terjadi pada gametogenesis. Sel induk
(gametogonium) yang bersusunan diloid (2n) pada akhir pembelahan jadi sel anak
(gamet) yang bersusunan haploid (n) (di= dua; ha= separo; ploid= jumlah macam
kromosom species). Meiosis terdiri dari 2 tahap, yaitu meiosis pertama (I) dan
meiosis kedua (II). Masing-masing tahap memiliki ke-4 fase: profase, metafase,
anafase, dan telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis.
Profase meiosis I dibagi lagi atas 5 subfase: leptoten, zigoten, pakiten,
diploten, dan diakinesis (Yatim, 2003).
4. Metode
Percobaan
a.
Alat
dan Bahan
-
Potongan
kertas berukuran 0.5 x 1 cm sebanyak 50 buah, masing-masing untuk warna merah ,
kuning , hijau, dan biru
-
Gunting
-
Lem
kertas
-
Kertas
putih A4
b.
Prosedur
Kerja
-
Gunakan
kertas warna hijau dan kuning unutk menggambarkan proses mitosis dan kertas
warna merah dan biru untuk meiosis
-
Tempelkan
potongan kertas tersebut pada kertas gambar sesuai dengan proses pembelahan
mitosis dan meiosis
-
Gamabarkan
kesetaran pembelahan kromosom dengan hokum Mendel 2
5. Pertanyaan
dan Tugas
a.
Coba
anda jelas tahapan dan proses pembelahan secara mitosis?
Jawab :
Pembelahan mitosis:
Profase:
Membrane inti dan anak inti menghilang. Benang-benang
kromatin membentuk kromosom. Kromosom menduplikasi diri menjadi sepasang
kromatid.
Metaphase:
Benang-benang spindle terlihat jelas dan mengikat sentromer
dari setiap kromosom. Kromosom berada pada bidang ekuator, dan penampakan
kromosom semakin jelas.
Anaphase:
Benang-benang spindle memendek. Kromatid menuju lutub yang
berlawanan. Membrane sel melekuk pada akhir tahap anaphase.
Telopase:
Mulai terbentuk membrane inti. Kromatid menipis dan mulai
membentuk anak inti. Sitoplasma menebal dan terjadi sitokinesisi.
Interfase:
Terdapat tiga periode yaitu : periode tumbuh pertama dan
menggandakan kromosom, periode sintesi DNA , dan periode tumbuh kedua.
b.
Jelaskan
peristiwa yang terjadi pada profase 1 miosis I ?
Setiap pasang kromosom homolog saling tarik satu sama lain
dan mengatur posisi saling bersebelahan yang membentuk susuna tetrad.
Profase 1 (terjadi lima tahap) :
Leptoten: terbentuk kromosom
Zigoten: terjadi sinapsis
Pakiten: kromosom membelah membentuk kromatid sehinggga
kromosom mengandung empat kromatid
Dipoten: kromosom homolog saling menjauhkan diri sehingga
terbentuk kiasma
Diakinesis : mengandung empat kromatid
c.
Apa
perbedaan proses mitosis dan miosis
Proses
|
Sel yang terlibat
|
Jumlah tahapan
|
Perpasangan kromosom
|
Kandungan bahan genetic
|
Kromosom pindah silang
|
Jumlah sel yang dihasilkan
|
Mitosis
|
Semua sel
|
1 tahap
|
Tidak terdapat
|
Sama dengan sel induk
|
Tidak terjadi
|
2 sel anakan
|
Miosis
|
Terjadi hanya pada jaringan induk sel
gamet
|
2 tahap
|
Terjadi perpasangan
|
Setengah dari sel induk
|
Terjadi
|
4 sel anakan
|
6. Pembahasan
Pada praktiukum kali ini, kami melakukan percobaan sederhana
mengenai pembelahan mitosis dan miosis dengan membuat potongan-potongan kertas
kecil dengan warna yang berbeda guna membedakan kromosom yang satu dengan yang
lainnya dan menempelkan di kertas karton dan untuk mengetahui kesetaran
pembelahan kromosom yang dilakukan dengan Hukum Mendel .
7. Daftar
Pustaka
(Intan Parawira,
Detik-Detik Biologi, 2012, Klaten)
D. PERCOBAAN
4 : KARYOTIPE KROMOSOM
1.
Tujuan Praktikum
-
Mahasiswa
mampu menyusun karyotipe kromosom bawang merah
-
Mahasiswa
mampu menyusun idiogram kromosom bawang
merah
2. Latar
Belakang
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA
dimana informasi genetic dalam sel disimpan. Kromosom terdiri atas dua bagian,
yaitu sentromer yang merupakan pusat kromosom yang berbentuk bulat, dan lengan
kromosom yang mengandung kromonema dan gen yang berjumlah sepasang. Kromosom
yang sudah membelah disebut kromatid , mereka terlekat satu sama lainnya pada
sentromer dan ini terletak dekat dekat tengah beberapa kromosom yang kemudian
disebut metasentrik dan dekat ujung lainnya (aksosentrik). Oleh karna itu
kromosom memiliki lengan panjang dan lengan pendek.
Karyotipe adalah gambaran dalam satu sel dengan berbagai
struktur dari masing-masing kromosom tersebut. Digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai kelainan kromosom yang berhubungan dengan jumlah dan struktur
kromosom. Karyotipe dibuat apabila ada dugaan kelainan kromosom pada suatu
individu. Sedangkan idiogram adalah
penyajian diagram dari susunan kromosom(karyotipe) organisme.
3. Tinjauan
Pustaka
Semua infosmasi genetik organisme
disampaikan dari sel ke sel melalui DNA
di dalam nukleus. DNA tersusun dalam gen pada kromosom. Kromosom adalah
molekul DNA linear yang terikat dengan protein histon, yang akan mempertahankan
bentuk kromosom yang terlipat padat sehingga muat di dalam nukleus. Pada
manusia terdapat 23 pasang kromosom. Kromosom seks. Kromosom seks (X dan Y)
memiliki struktur yang berbeda tetapi kromosom lainnya (autosom) memiliki
pasangan denganstruktur yang sama. Kromosom wanita normal adalah XX dan
kromosom pria normal adalah XY (James, dkk., 2008).
Setiap
manusia normal memiliki jumlah kromosom yang sama yaitu 46,XX pada wanita atau
46,XY pada pria. Konstitusi kromosom yang normal akan bermanifestasi dengan
kemunculan fenotip yang normal, meskipun dapat terjadi variasi antarindividu
akibat adanya pengaruh genetik dan lingkungan.1,2 Dalam peranan kemunculan
fenotip secara normal, kromsom seks yaitu kromosom X dan Y memainkan peran yang
penting, terutama dalam penentuan jenis kelamin. Selama pembelahan sel baik
mitosis maupun meiosis, dapat terjadi kesalahan yang menimbulkan kelainan
kromosom. Kelainan yang terjadi dapat berupa kelainan jumlah maupun struktur
yang dapat terjadi baik pada kromosom autosom maupun kromosom seks (Nawawi dan
Winarni , 2009).
4. Metode
Percobaan
a.
Alat
dan Bahan
-
Gambar
/ foto preparat kromosom bawang merah
-
Penggaris
-
Kertas
millimeter blok
b.
Prosedur
Keja
Pembuatan karyotipe
-
Foto
preparat kromosom diperbesar dengan menggunkan mesin fotokopi untuk memisahkan
antara kromosom dan memudahkan pengukuran lengan-lengan kromosom
-
Setiap
kromosom diberi nomor berbeda. Kromosom digunting , diukur lengan panjang dan
lengan pendek
-
Berdasarkan
data ini, dihitung panjang total dan rasio antara lengan dan lengan pendek.
Panjang total kromosom adalah penumlahan antara lenga panjang dan lengan pendek
-
Buat
diagram pencar (scatter plot) dengan menmpatkan data rasio lengan panjang
dengan lengan pendek pada sumbu X dan data panjang total pada sumbu Y
-
Kromosom
yang letaknya berdekatan, dipasangkan pada diagram pencar tersebut. Pasangan
kromosom diurutkan berdasarkan panjang total kromosom dari yang terbesar sampai
yang terkecil dan rasio panjang lengan sepasang kromosom merupakan nilai
rata-rata dari kedua kromosom
-
Berdasarkan
rasio panjang lengan maka kromosm dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
o
1.0
<C<1.7 = kromosom metasentrik
o
1.7
<C<3.0 = kromosom submetasentrik
o
3.0
<C< 7.0 = kromosom subtelosentik
o
C>7.0
= kromosom telosentrik
-
Beri
nama dengan angka setiap pasangan kromosom
Pembuatan ideogram
Idiogram dibuat berdasarkan kromosom dasar (genom dasar) .
Penyusun kromosom dilakukan dengan mengurutkan kromosom , dimulai dari yang
memilki satelit, diikuti dengan kromosom tanpa satelit yang mempunyai lengan
pendek terpendek sampai ke kromosom yang mempunyai lengan pendek terpanjang.
5. Hasil
Percobaan
Tabel pengukuran panjang lengan kromosom
Nomor Kromosom
|
Panjang lengan kromosom
|
P+Q
|
Q/P
|
Jenis Kromosom
|
|
Pendek (P) cm
|
Panjang (Q) cm
|
Cm
|
Cm
|
|
|
1
|
2
|
2.2
|
4.2
|
|
|
2
|
1.3
|
2
|
3.3
|
|
|
3
|
0.9
|
1
|
1.9
|
|
|
4
|
1.4
|
1.5
|
2.9
|
|
|
5
|
0.7
|
1
|
1.7
|
|
|
6
|
0.9
|
1.3
|
2.2
|
|
|
7
|
0.7
|
1.1
|
1.8
|
|
|
8
|
1.9
|
2.4
|
4.3
|
|
|
9
|
1.8
|
2.3
|
4.1
|
|
|
10
|
1
|
1.1
|
2.1
|
|
|
11
|
1.4
|
2.1
|
3.5
|
|
|
12
|
1.2
|
1.3
|
2.5
|
|
|
13
|
0.8
|
1.6
|
2.5
|
|
|
14
|
1.1
|
2.2
|
3.3
|
|
|
15
|
0.9
|
1.1
|
2
|
|
|
16
|
0.4
|
0.9
|
1.3
|
|
|
17
|
0.5
|
1.3
|
1.8
|
|
|
18
|
0.7
|
2
|
2.7
|
|
|
19
|
1.9
|
2.6
|
4.5
|
|
|
20
|
1.1
|
2.6
|
3.7
|
|
|
21
|
3
|
3.6
|
6.6
|
|
|
22
|
3.3
|
2.8
|
6.1
|
|
|
23
|
1.3
|
1.5
|
2.8
|
|
|
24
|
1.5
|
2.3
|
3.8
|
|
|
25
|
0.5
|
0.7
|
1.2
|
|
|
26
|
1.5
|
1.8
|
3.3
|
|
|
27
|
1.4
|
2.8
|
4.2
|
|
|
28
|
0.6
|
1.7
|
2.3
|
|
|
29
|
0.8
|
0.9
|
1.7
|
|
|
30
|
2.3
|
2.5
|
4.8
|
|
|
31
|
0.8
|
2.1
|
2.9
|
|
|
32
|
1
|
1.5
|
2.5
|
|
|
33
|
1.1
|
1.3
|
2.4
|
|
|
34
|
0.9
|
1.2
|
2.1
|
|
|
35
|
2.3
|
2.7
|
5
|
|
|
36
|
1.9
|
3.6
|
5.5
|
|
|
37
|
1.6
|
2.6
|
4.2
|
|
|
38
|
2.2
|
2.5
|
4.7
|
|
|
39
|
2.3
|
2.8
|
5.1
|
|
|
40
|
1.9
|
2.1
|
4
|
|
|
41
|
1.8
|
2.8
|
4.6
|
|
|
42
|
2.5
|
4.6
|
7.1
|
|
|
43
|
2.6
|
2.8
|
5.4
|
|
|
44
|
2.1
|
3.6
|
5.7
|
|
|
Tabel
pengukuran panjang lengan rata-rata pasangan kromosom
No Kromosom
|
Panjang lengan Kromosom
|
P+Q
|
Q/P
|
Kelompok Kromosom
|
|
Pendek (P)
|
Panjang (Q)
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Pertanyaan
dan Tugas
a.
Buatlah
karoigram dengan cara menempelkan pasanga-pasangan kromosom berdasarkan rasio
kromosom
Jawab:
Dilampirkan
b.
Buatlah
idiogram
Jawab:
Dilampirkan
c.
Jelaskan
tujuan pembutan kariotipe
Jawab:
Untuk memper mudah mempelajari identitas kromosom dan
mengelompokkan kariotype berdasarkan panjang lengan masing-masing kromosom
d.
Mengapa
pengamatan kromosom terbaik dilakukan pasa saat sel sedang mengalami proses
metaphase pada proses mitosis
Jawab:
Karna pada proses metaphase, kromosom berada pada bidang
ekuator, sehingga memudahkan kita untuk melihat sentromernya, kromosom akan
terlihat menyebar dan memisah satu sama lainnya.
7. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami menyusun karyotipe dan idiogram
kromosom bawang merah dengan menyusun berdasarkan panjang lengan dan rasio
sampel kromosom yang diberikan. Dan dipatkan data sebagai mana diatas.
8. Daftar
Pustaka
(Anisanurulilmi7.blogspot.com2013,
Makassar)
E. PERCOBAAN
5 : PEMBELAHAN MITOSIS PADA BAWANG
1. Tujuan
Praktikum
-
Mahasiswa
dapat memahami pembelahan mitosis pada
bawang merah
-
Mahasiswa
dapat mengamati fase metaphase pada pembelahan mitosis
2. Latar
Belakang
Kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen –gen yang akan
dipindahkan dari satu sel induk ke sel anakannya, dari generasi ke generasi
yang lainnya. Perilaku atau aktifitas kromosomdapat dilihat dalam siklus sel ,
termasuk didalamnya adalah pembelhan sel( mitosis atau miosis). Miosis
merupakan pembelhan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatic, yang
terdapat beberapa tahapan (interfase, profase, metaphase, anaphase, telofase).
Pada tahp metaphase kromosom mengalami kondensasi dan penebalan yang makisimal
sehinggakromosom dapat dilihat lebih jelas panjang, letak,dan sentormernya. Setelah
melihat panjang, letak,dan sentomernya dapat dilanjutkan dengan analisis
kariotype.
Pengamatan jumlah kromosom saat mitosis, sering timbul
kesulitan karna kromosom tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya dan
kadang terlihat samar karna kondensasi yang belum sempurna. Pra perlakuan
sederhana dengan dengan penggunaan hydroxyquinolin merupakan salah satu solusi
yang dapat dilakukan, karna penggunaan hydroxyquinolin dapat meningkatkan visibilitas saat pengamatan
kromosom
3. Tinjauan
Pustaka
Secara garis besar,
perubahan jumlah kromosom dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu perubahan jumlah perangkat kromosom (genom)
dan perubahan jumlah salah satu atau beberapa kromosom saja. Kelompok pertama
dikenal dengan istilah euploidi, sedang kelompok kedua disebut sebagai
aneuploidi. Individu yang mengalami euploidi dengan tiga buah genom disebut
individu triploid (3n). Demikian seterusnya (4n, 5n, 6n....n). Individu dengan
sebuah genom dinamakan haploid atau monoploid (n), sedang individu diploid (2n)
dianggap sebagai individu normal. Kalau pada euploidi setiap gen akan disalin
sebanyak genom yang ada, maka pada aneuploidi gen-gen yang terletak di dalam
kromosom yang mengalami pertambahan jumlah akan disalin lebih banyak daripada
gen-gen lain yang terletak pada kromosom yang jumlahnya normal (Susanto, 2011).
Individu normal diploid dalam
kaitannya dengan peristiwa aneuploidi dikatakan sebagai individu disomik. Sementara itu, individu dengan
kelebihan sebuah kromosom dinamakan trisomik (2n + 1), individu dengan
kelebihan dua buah kromosom dinamakan tetrasomik, demikian seterusnya.
Disamping terjadinya pertambahan jumlah kromosom, ada pula individu yang
menglami pengurangan jumlah kromosom yang dinamakan monosomik. Pada umumnya
hilangnya sebuah kromosom tertentu akan memberikan efek yang lebih buruk
daripada bertambahnya jumlah kromosom tersebut, dan mosomik sering kali
bersifat letal. Monosomik dapat terjadi, baik pad aautosom mapun gonosom
(Susanto, 2011).
4. Metode
Percobaan
a.
Alat
dan Bahan
-
Cawan
petri - gelas prepata
-
Pisau
scapel atau cutter - gelas objek
-
Bunsen - Mikroskop
-
8-Hyroxyquinolin -alcohol absolute
-
Orcein
powder -asam asetat
glacial
-
Aquades
b.
Prosedur
Kerja
Penyiapan larutan
1.
Larutan
pra-perlakuan (8-Hydroxyquinolin 0.002 M)
Bahan : 8-Hydroxyquinolin
Metode :
-
Timbang
0.3 g 8-Hydroxyquinolin
-
Larutkan
dalam 1 liter aquades pada suhu 700C
-
Aduk
menggunakan magnetic stirrer 1 jam sampai terlihat warna kekuning-kuningan
-
Simpan
dalam lemari es dalam keadaan tertutup
-
2.
Larutan
Fiksatif (larutan Former)
Bahan : asam asetat glacial dan alcohol absolute
Metode : Campurkan 15
ml asam asetat glacial dengan45 ml larutan alcohol absolute atau dengan
perbandngan 1 : 3
3.
Larutan
Pewarna (Aceto Orcein 2 %)
Bahan : Orcein powder, asam asetat 99 % dan aquades
Metode :
-
Ambil
22.5 ml asam asetat 99 %
-
Panaskan
sampai hamper mendidih, angkat dan masukkan 1 g orcein powder
-
Pertahankan
pada suhu 900-950 C sambil digoyang-goyang ±10 menit
-
Setelah
agak dingin masukkan 27.5 ml aquades
-
Sebaiknya
disimpan ditempat gelap
Analisis Mitosis
a.
Metode
tanpa Pra-perlakuan sederhan
Bahan: HCL 1 N dan Aceto Orcein 2 %
-
Potong
ujung akar 0.5-1 mm
-
Masukkan
dalam gelas arloji (cawan petri ) yang diberi HCL 1 N dan dibiarkan selam 10-15
menit
-
Pindahkan
ke dalam gelas arloji dengan posisi ujung akra di bagian dalam gelas arloji
-
Tambahkan
Aceto Orcein 2 % dan dibiarkan selama
10-15 menit
-
Letakkan
ujung akar pada gelas objek. Potong bagian ujung akar 1-2 mm . teteskan 1 tetes
Aceto Orcein 2 % dan tutup dengan gelas penutup
-
Lewatkan
preparat di atas api Bunsen 2-3 kali
-
Ketuk
dengan pensil berkaret (squash) kemudian tekan dengan ibu jari
-
Amati
dibawah miktoskop
-
Jika
ddidapat penyebaran kromosom yang baik, lakukan pengamatan
b.
Metode
denga Pra-perlakuan Lengkap
Bahan : 8- Hydroxyquinoil 0.002 M, asam asetat 45 %, HCL 1
N, Aceto Orcein 2 %
Metode :
-
Potong
ujung akar 0.5 – 1 cm
-
Masukkan
ke dalam botol yang berisi larutan 8-Hydroxyquinoil 0.002 M
-
Masukkan
botol ke dalam lemari pendingin (±40C) selam 180 menit
-
Cuci
dengan air, rendam dalam asam asetat 45 % selama 10 menit
-
Masukkan
dalam botol yang berisi campuran HCL dengan asetat 45 % perbandingan 3:1 selama
2 menit
-
Panaskan
dalam waterbath dengan suhu 600C selam 2 menit
-
Pindahkan
ke gelas arloji dengan posisi ujung akar di bagian dalam gelas arloji
-
Teteskan
Aceto Orcein 2% dan dibiarkan selam 10 menit
-
Letakkan
ujung akar pada gelas objek. Potong bagian ujung akar 1-2mm teteskan 2 tetes
aceto ocean 2 % dan tutup dengan gelas penutup
-
Lewatkan
preparat di atas api Bunsen 2-3 kali
-
Ketuk
dengan pensil berkaret (squash) kemudian tekan dengan ibu jari
-
Amati
di bawah mikroskop
-
Jika
di dapat penyebaran kromosom yang baik, lakukan pemotretan
4. Pertanyaan
dan Tugas
a.
Untuk
mendapatkan gambaran kromosom yang jelas, pada fase apakah pengamatan
dilakukan? Kenapa?
Jawab:
Pada proses metaphase, karan pada tahap tersebut kromosom
berada pada bidang ekuator, sehingga kromosom akan tanpak jelasa dan saling
memisah satu dengan yang lainnya, dan memudahkan kita untuk melihat
sentromernya
b.
Apa
fungsi aseto ocean pada percobaan ini?
Jawab:
Sebagai pewarna, untuk member pigmen kepada sel-sel akar
bawang merah sehingga mudah diamati dibawah mikroskop.
c.
Gambar
kondisi kromosom yang anda amati !
5. Pembahasan
6.
Berdasarkan
hasil pengamatan mitosis pada metode tanpa pra perlakuan sederhana
memperlihatkan bahwa tahap-tahap mitosis memilki cirri khas yang berbeda-beda
tiap fasenya. Pada metode pra perlakuan lengkap, metaphase pada bawang merah
dapat menyebar dengan baik sehinga jumlah kromosom dapat dihitung.
7. Daftar
Pustaka
AryaWidura.blogspot.com,
2013)
PERCOBAAN
6 : ALEL GANDA DAN FREKUENSI GEN
1. Tujuan
Praktikum
-
Menyebutkan
prinsip-prinsip kesetimbangan Hardy-Weinberg
-
Menggunakan
prinsip kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi alel dan genotype
pengendali golongan darah sistim A B O
2. Latar
Belakang
Sebuah gen dapat memilki lebih dari satu alel. Alel-alelnya
disebut alel ganda. Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat
keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah A B O
yangdikemukakan oleh Landstreiner pada tahun 1900 dan factor Rh yang
dikemukankan oleh Landstreiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan
alel ganda. Untuk golongan darah tipe A B O misalnya, dikenal alel ganda IAIB
dan I, harus dipahami tentang penegertian antigen , zat antibody dan
aglutinasi. Hardy Weinbreg menyatakan
bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotype dalam suatu populasi akan tetap
konstan , yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya kevuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang menggangu
kesetimbangan yang meliputi: perkawinan tak acal, mutasi, seleksi, ukuran
populasi terbatas, hanyutan genetic dan aliran gen. harus dipahami bahwa salah
satu dari factor tersebut pastilah selalu terjadi, oleh karna itu kesetimbangan
Hardy Weinbreg sangatlah tidak mungkin terjadi.
Mengetahui alel yang merupakan unit struktur utama yang pada
akhirnya mampu menciptakan individu baru dari hasil pesilangan merupakan hal
yang penting. Dengan melakukan percobaan mengenai Alel Ganda, pemahaman tentang
pewarisaan sifat terutama mengenai alel ganda dalam pengglongan darah dapat
dipahami.
3. Tinjauan
Pustaka
Sebagian besar gen yang ada
dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk sel. Golongan darah
ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen
tunggal. Ada empat kemungkinan fenotipe untuk karakter ini. Golongan darah
seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat,
substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah
merah. Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika
darah donor mempunyai factor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,
protein spesifik yang disebut antibody yang diproduksi oleh resipien akan
mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel darah
yang disumbangkan menggumpal (Campbell, 2002).
Sebuah gen dapat memiliki lebih
dari sebuah alel. Alel-alelnya disebut alel ganda (multiple allele). Sedangkan
peristiwa dimana sebuah gen dapat mempunyai lebih dari satu alel disebut: multiple
allelomorphi (Henuhili, 2002).
Suatu sifat dikendalikan oleh
sepasang alel pada satu lokus gen. Namun pada kenyataannya banyak sifat yang
dikendalikan oleh lebih dari satu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom
yang sama atau bahkan dalam kromosom yang berlainan. Fenomena ini dinamakan
poligen atau gen majemuk. Contoh fenotip pada manusia yang dikendalikan secara
poligenik adalah pigmentasi kulit, tinggi badan, dan jumlah gigi dermal
(Koesmadji, 2001).
4. Metode
Percobaan
a.
Catat
golongan darah anda dan teman-teman anda sekelas kemudian kelompokkan golongan
darahnya
b.
Isilah Tabel klasifikasi dan distribusi
golongan darah kelas anda
c.
Berdasarkan kaedah kesetimbangan Hardy-Weinberg hitung
dan tentukan frekuensi genotype dan frekuensi alel berdasarkan frekuensi
fenotipe
alel IA
alel IB
alel
I
Tabel Klasifikasi dan Distribusi
Golongan Darah Praktikan Genetika 2008
Golongan
Darah
|
Jumlah
Praktikan
|
Frekuensi
(%)
|
|
Frekuensi
Mahasiswa Prodi Pertanian UIN Suska Riau (%)
|
A
|
7
|
7/28
x 100 = 25 %
|
24.1
|
|
B
|
8
|
8/28
x 100 = 28.5 %
|
28.5
|
|
AB
|
3
|
3/28
x 100 = 10.7 %
|
7.9
|
|
O
|
10
|
10/28
x 100 = 35.7 %
|
39.5
|
|
Jumlah
|
28
|
100
%
|
100
|
5.
Pertanyaan
dan Tugas
a.
Bandingkan
frekuensi alel golongan darah di kelas anda denga frekuensi alel golongan drah
mahasisiwa Fakultas Syarian UIN Suska Riau 2014. Gunakan uji Khi Kuadrat dan
kemukakan beberapa kemunghkinan penyebab hasil yang anda peroleh
b.
Apa
antigen dan antibody dalam darah anda?
Jawab:
Golongan darah O :
Antigen: Tidak ada
Antibody: Anti A dan Anti B
c.
Bagaimana
kemungkinan genotypenya dengan menlihat fenotipe golongan darah orang tua serta
saudara-saudara anda ( buat dalan suatu prediksi/bagan )
d.
Bilan
nanti Insya Allah anda menikah dengan istri atau suami yang bergolongan darah
AB bagaimana kemungkianan golongan darah anaka anda?
Jawab:
Gol O : I I
Gol AB: IA IB
Persilangan
|
I0
|
I0
|
IA
|
IAI0
|
IAI0
|
IB
|
IBI0
|
IBI0
|
Golongan darah yang dihasilkan:
Gol darah A : 50 %
Gol darah B : 50 %
e.
Apa
aplikasi golongan darah sistim A B O ini?
Jawab:
System golongan darah ABO pada manusia merupakan salah satu
contoh dari alel ganda. Golongan darah system ABO dikendalikan oleh dua alel
uanh diwariskan dari orang tuanya, tetapi dalam populasi keseluruhan terdapat
tiga alel berbeda yaitu IAIB dan I0. Alel
ganda IA dan IB masing-masing mengendalikan pembentukan
antigen A dan antigen B, sedangkan alel I0 tidak
membentuk antigen.
Penggumpalan sel darah merah pada transfuse darah
terjadi karna pembentukan antibody
agglutinin padapada serum darah penerima sebagai reaksi terhadap antigen donor
darah. Antibodi yang terbentuk dalam serum pada golngan darah B adalah antigen
A, terbentuk keduanya pada golongan darah O, dan tidak terbentuk antibody pada
golngan darah AB.
6. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui genotip dan
fenotipe darah praktikan. Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan
adanya antigen yang terdapat dalam tipe darah. Pada percobaan kali ini akan
diteliti mengenai penggolongan darah system ABO. Jumlah praktikan yang akan
diambil sampel darahnya adalah 28 orang. Setelah diteliti , ternyata dari 28
orang praktikan, maka didapatkan bahwa yang bergolongan darah A sebanyak 7
orang, darah B 8 orang, darah AB 3 orang. Dan darah O sebanyak 10 orang . darah
yang paling sedikit ditemui adalah golongandarah A dan AB. Percobaan ini bertuuan
untuk menghitung frekuensi masing-masing alel dan presentase genotip darah.
Untuk menghitung frekuensi dan presentase digunakan rumus Hardy Weinbreg,
7. Daftar
Pustaka
(Annisa Nurul Ilmi.blogspot.com, 2013,
Universitas Hasanuddin, Makasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar