BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah merupakan komponen yang sanagat
penting untuk menunjang kehidupan di muka bumi. Tanah sangat beragam dan
karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat kesulitan teknis dalam melakukan klasifikasi untuk
tanah karena banyak hal yang memengaruhi pembentukan tanah. Selain itu, tanah
adalah benda yang dinamis sehingga selalu mengalami proses perubahan. Indonesia
merupakan daerah tropis yang terletak antara 23,50 derajat lintang utara dan
lintang selatan dari khatulistiwa. Wilayah tropic merupakan wilayah yang
memiliki jenis tanah yang paling beragam di dunia sehingga jenis tanamannya
beragam pula. Untuk itu perlu banyak mengklasifikasikan jenis tanah di
Indonesia.
Dalam melakukan
klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan
melihat lapisan-lapisan yang membentuk profil tanah. Selanjutnya,
setelah teknologi jauh berkembang para ahli juga melihat aspek batuan dasar yang
membentuk tanah serta proses pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas
tertentu pada tanah yang terbentuk. Berdasarkan kriteria itu, ditemukan banyak
sekali jenis tanah di dunia.
Adapun tujuan pembuatan makalah kali adalah untuk
mendeskripsikan beberapa jenis tanah yang wajib diketahui, yaitu : histosol,
ultisol, oxicol, entisol, dan inceptisol. Penulis berharap dengan adanya
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.
B. RUMUSAN
MASALAH
- Bagaimana Deskripsi Jenis Tanah Histosol, Ultisol, Oxisol, Entisol, Dan Inceptisol ?
C. TUJUAN
PENULISAN
- Mengetahui Deskripsi Jenis Tanah Histosol, Ultisol, Oxisol, Entisol, Dan Inceptisol
BAB II
PEMBAHASAN
- HISTOSOL
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir)
atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung
bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Bahan organik didalam tanah dibagi 3 macam berdasarkan
tingkat kematangan yaitu fibrik, hemik dan saprik
Karakteristik
-
Biasanya
terbentuk di daerah dengan drainase jelek yang menghambat proses dekomposisi sisa- sisa tumbuh-tumbuhan
ataupun hewan.
-
Terdapat
horizon epipedon histik
- Umumnya daerah ini tergenang
air dalam waktu yang lama.
- Tanah histosol jarang dijumpai hewan, namun lebih banyak
berupa serat- serat tanaman yang berasal
dari tanaman yang sudah hancur.
Pemanfaatan
Di Amerika serikat bagian utara, tanah-tanah ini
digunakan untuk memproduksi bawang, sledri, “mint”, kentang, kubis,
“cranberris”, wortel dan tanaman ubi-ubian lainnya. Akhir musim semi adalah
ancaman terbesar pada pertumbuhan tanaman di daerah sedang. Ancaman lain adalah
kebakaran dan erosi angin, metode khusus dalam pengerjaan tanah bersama dengan
pemberian pupuk dengan hati-hati diperlukan untuk menaikan produktivitas
tertinggi tanah.
Sebaran
Tanah histosol di Indonesia meliputi wilayah
Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Faktor
pembatas
-
Ketebalan dan kematangan gambut
-
Bahan organ ik tinggi
-
PH sangat rendah
-
Kejenuhan air
-
Poros terbuka
- ULTISOL
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang
terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan
Hidromorf Kelabu.
Karakteristik
- Kandungan bahan organic rendah, kenjenuhan basa kurang dari 35% dan pH rendah (pH 4,2-4,8).
- Terbentuk dari pelapukan, translokasi,dan akumulasi mineral liat di horizon B
- Terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui.
- Bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat.
- Terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff.
Sifat dan karakteristik :
Ultisol bervariasi dalam warna dari ungu-merah, orange
kemerahan dengan terang-menyilaukan, untuk oranye pucat kekuningan-dan bahkan
beberapa nada kekuningan-coklat tenang. Mereka biasanya cukup asam, sering
memiliki pH kurang dari 5. Hasil warna merah dan kuning dari akumulasi oksida
besi (karat) yang sangat tidak larut dalam air. Banyak nutrisi, seperti kalsium
dan potasium. Sifat-sifat penting pada tanah Ultisol berkaitan dengan jumlah
fosfor dan mineral-mineral resisten dalam bahan induk,komponen-komponen ini
umumya terdapat dalam jumlah yang tidak seimbang, walupun tidak terdapat
beberapa pengecualian. Ultisol yang berkembang pada bahan induk dengan
kandungan fosfor yang lebih tinggi.Reakasi Tanah umumnya masam dan agak seragam
di seluruh bagian solum. Horizon permukaan jarang mempunyai nilai pH krang dari
5,0 atau lebih besar dari 5,8 pH umumnya menurun dengan meningkatnya kedalaman
dan mencapai nilai minimum 4,0 sampai 5,5 pada bagian atas atau tengah horizon
argilik, tetapi pada ultisol yang sangat terlapuk dan tercuci, nampak terjadi
sedikit penurunan pada seluruh solum. Sumber-sumber lain adalah kation-kation
ampoter dapat tukar atau senyawa-senyawa hidroksinya, bahan organik dan
hidrogen dapat tukar (Lopulisa,2004).
Pemanfaatan:
·
kebanyakan sebagai lahan kering
·
hutan
tropika basah
·
padang
alang-alang
·
perkebunan
·
sebagian
digunakan pertanian
Persebaran:
Tanah yang
paling luas penyebarannya di Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua,
dan sebagian Jawa .
Faktor pembatas
-
bersifat masam
Cara
mengatasinya : dengan drainase yang baik
-
Miskin unsur hara
Cara mengatasinya : Pengelolaan
lebih diarahkan untuk meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.
Tanah ultisol kurang subur sehingga butuh
amandemen pengapuran, input pupuk organik, (N,P,K)
3.
OXISOL
Semua tanah dengan horison oxic termasuk ordo Oxisol.
Oxisol ada pada permukaan tanah di daerah tropik basah dengan atau berisi
sedikit cadangan basa di luar tempat pertukaranya. Pembentukan:Ultisol dan
Oxisol berada pada landscape yang sama, namun oxisol cenderung lebih sedikit bekembang
dari batuan basa yang berlebih mineral dan mudah lapuk yang mempunyai sedikit
kandungan silikat. Terbentuk pada iklim hangat lembab tanpa pembentukan tanah
baru, dan dapat ditemukan di daerah-daerah datar sampai berbukit,umumnya lahan
kering memiliki kelerengan curam, dan kedalaman/solum dangkal yang sebagian
besar terdapat di wilayah berg unung (kelerengan > 30%) dan berbukit
(kelerengan 15−30%), dengan luas masing-masing 51,30 juta ha dan 36,90 juta ha.
Lahan kering berlereng curam sangat peka terhadap erosi. Tanah yang termasuk
ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit.
Karakteristik
:
Tanah didominasi oleh mineral liat kaolinit dan
oksida-oksida besi dan alumunium tinggi. Dapat dicirikan dengan oleh tingkat
kemasaman yang tinggi, level unsur-unsur Ca, K dan Mg rendah, Defisiensi unsur
N, P, K, Ca dan Mg umum dijumpai di lapang, kadar lengas dan kapasitas simpan
lengas tanah rendah dan rentan terhadap erosi. Kandungan liat tinggi tetapi
tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16
me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al.
Tanah ini juga
didominasi oleh mineral liat kaolinit dan oksida-oksida besi dan alumunium
tinggi. Tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah
& Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Horison oksisol mempunyai :
-
Ketebalan
30cm atau lebih Kapasitas tukar kation 16 miliekivalen atau kurang untuk masing-masing 100 gr liat.Tidak ada atau hanya sedikit mineral
trace yang dapat menahan untuk melepaskan basa.Terdapat sedikit, jika setiap
liat dapat menghamburkan air Batas difusi dan horizon.
Faktor Pembatas:
Pengelolaan : Sifat/karakteristik seperti dimiliki oleh tanah-tanah yang
didominasi Oksisol, menyebabkan produktivitas atau kesuburan tanahnya rendah ,
sehingga menjadi kendala dalam pengembangannya. Selain mempunyai tingkat
kesuburan rendah, umumnya lahan kering memiliki kelerengan curam,Lahan kering
berlereng curam sangat peka terhadap erosi, terutama apabila diusahakan untuk
tanaman pangan semusim
Sifat kimia yang buruk:
- KB rendah (< 35 %)
- KTK rendah
- Bahan organik rendah
- PH masam rendah
- Warna merah
Pemanfaatan:
Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian
subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif
seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi. Tanah jenis ini tersebar di
daerah tropik basah.
Persebaran
Dapat ditemukan di
daerah-daerah datar sampai berbukit,umumnya lahan kering memiliki kelerengan
curam, dan kedalaman/solum dangkal yang sebagian besar terdapat di wilayah berg
unung (kelerengan > 30%) dan berbukit (kelerengan 15−30%), dengan luas
masing-masing 51,30 juta ha dan 36,90 juta ha.
4.
ENTISOL
Sebagai tanah muda yang
belum mengalami deforensiasi horison (kanan-kiri sungai dan rawa) Entisol
adalah tanah yang belum berkembang dan banyak di jumpai pada tanah dengan bahan
induk yang sangat beragam baik secara jenis, sifat dan asalnya.
Sifat dan karakteristik:
Tanah entisol cenderung memiliki tekstur yang kasar
dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah teroksidasi dengan
udara, untuk tanah entisol, kelembapan dan pH nya selalu berubah, hal ini
karena tanah entisol selalu basah dan terendam dalam cekungan. Dan tanah yang
memiliki kadar asam yang kurang baik untuk ditanami, karena memiliki kadar asam
yang sangat tinggi atau sangat rendah.
Pemanfaatan
Tanah entisol dapat digunakan apabila dikembangkan metode
baru, misalnya sistem drainase untuk mengairi tanah ketika kadar asamnya mulai
rendah, dapat ditambah dengan pemupukan dengan hasil yang optimal. Pada tanah
entisol tidak terdapat hewan-hewan seperti cacing, karena keadaanya yang kurang
subur, dan komposisi mineralnya adalah terdapatnya mineral kuarsa dan oksida
besi.
Sebaran
Entisol yang berasal dari abu-volkanik hasil erupsi yang
dikeluarkan gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan
lapili. Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang pantai,
misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan Yogyakarta), dan Kerawang.
Faktor pembatas
- memiliki kadar asam yang kurang baik untuk ditanami,
karena memiliki kadar asam yang sangat tinggi atau sangat rendah.
- Iklim basah atau kering
- Tingkat perkembangan yang
masih sangat lemah karna bahan induk yang masih resinten pelapukan, adanya
erosi yang mengerus epipedon
5.
INSEPTISOL
Tanah
inceptisol meruapakan tanah yang sudah mulai berkekmbang. merupakan tanah muda
yang sudah mulai berkembang. Inceptisol adalah
tanah yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah
dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya
(Hardjowigeno,1993). Tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horison
albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai beberapa sifat
penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo
tanah yang lain.
Sifat dan karakteristik :
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat
–sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari
3 bulan berturut –turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison
pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf,
tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan
kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur.
Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan
demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua
tempat kecuali daerah kering mulai dari
kutup sampai tropika. (Darmawijaya, 1990). Tanah in ceptisol memiliki kadar
alumunium dan kadar zat besinya tinggi. Keasaman yang terkandung pada tanah ini
adalah 5-7 dengan tingkat kejenuhan 72 %, oleh karena itu tanah ini memiliki
tingkat keasaman sedang.
Karakteristik tanah inceptisol adalah sebagai berikut :
- Memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter
- Warnanya hitam atau kelabu sampai coklta tua
- Teksturnya debu, lempung debu, bahkan lempung
- Tekstur tanahnya gempur, memiliki ph 5-7
- Memiliki bahan organik yang tinggi yaitu 10% - 30%
- Merupakan tanah muda yang
subur
- Banyak mengandung mineral
primer
- Mengembang dari endapan tanah
hasil erosi
Pemanfaatan
Pemanfaatan yang bervariasi mulai untuk bercocok tanam
hortikultura tanaman pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan
besar seperti sawit, kakao, kopi, dan lain sebagainya, bahkan pada
daerah-daerah yang eksotis, dikembangkan pula untuk agrowisata. Tanah
inceptisol merupakan tanah yang masih berupa bahan induk yang belum matang,
terdapat di lereng yang curam dan hutan dengan sedikit menggunakan sistem
drainase agar tanah dapat diolah untuk pertanian
Sebaran
Terbentuk dari tanah alluvial, banyak terdapat di
lembah-lembah atau jalur aliran sungai atau daerah pantai,dengan vegetasi
daerah sungai dan pantai,banyak dijumpai di kalimantan, papua, dan maluku,
tanah ini usianya masih muda dan tarmasuk tanah mineral. Tanah yang menyebar
mulai di lingkungan iklim semiarid (agak kering) sampai iklim lembap. Memiliki tingkat
pelapukan dan perkembangan tanah yang tergolong sedang. Terdapat hamper di
seluruh kepulauan Indonesia.
Faktor pembatasan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tanah histosol merupakan
tanah yang jenuh air, dan pH yang masam sehingga agak sedkit sulit untuk
dimanfaatkan di bidang pertanian. Tanah ultisol merupakan tanah yang
mengalami pencucian hebat dan bersifat asam.
tanah oxisol mempunyai tingkat
kesuburan rendah, umumnya lahan kering memiliki kelerengan curam. Tanah Entisol adalah tanah yang
belum berkembang dan banyak di jumpai pada tanah dengan bahan induk yang sangat
beragam baik secara jenis, sifat dan asalnya. Tanah Inceptisol adalahperkembangan dari tanah entisol.
B. SARAN
Terdapat berbagai jenis-jenis tanah yang belum dikaji pada
makalah di atas, penulis berharap pembaca bisa membaca dan mendeskripsikan
jenis tanah yang lain, demi menambah pemahaman lagi mengenai jenis tanah yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
D.Fiantis.
2002. Jurnal ordo tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar