Senin, 06 April 2015

Deskripsi Jenis Tanah Histosol, Ultisol, Oxisol, Entisol dan Inseptisol



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah merupakan komponen yang sanagat penting untuk menunjang kehidupan di muka bumi. Tanah sangat beragam dan karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat kesulitan teknis dalam melakukan klasifikasi untuk tanah karena banyak hal yang memengaruhi pembentukan tanah. Selain itu, tanah adalah benda yang dinamis sehingga selalu mengalami proses perubahan. Indonesia merupakan daerah tropis yang terletak antara 23,50 derajat lintang utara dan lintang selatan dari khatulistiwa. Wilayah tropic merupakan wilayah yang memiliki jenis tanah yang paling beragam di dunia sehingga jenis tanamannya beragam pula. Untuk itu perlu banyak mengklasifikasikan jenis tanah di Indonesia.
 Dalam melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan-lapisan yang membentuk profil tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para ahli juga melihat aspek batuan dasar yang membentuk tanah serta proses pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas tertentu pada tanah yang terbentuk. Berdasarkan kriteria itu, ditemukan banyak sekali jenis tanah di dunia.
Adapun tujuan pembuatan makalah kali adalah untuk mendeskripsikan beberapa jenis tanah yang wajib diketahui, yaitu : histosol, ultisol, oxicol, entisol, dan inceptisol. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

B. RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana Deskripsi Jenis Tanah Histosol, Ultisol, Oxisol, Entisol, Dan Inceptisol ?

C. TUJUAN PENULISAN
  1. Mengetahui Deskripsi Jenis Tanah Histosol, Ultisol, Oxisol, Entisol, Dan Inceptisol
BAB II
PEMBAHASAN


  1.  HISTOSOL
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Bahan organik didalam tanah dibagi 3 macam berdasarkan tingkat kematangan yaitu fibrik, hemik dan saprik

Karakteristik
  Biasanya terbentuk di daerah dengan drainase jelek yang menghambat proses  dekomposisi sisa- sisa tumbuh-tumbuhan ataupun hewan.
  Terdapat horizon epipedon histik
  Umumnya daerah ini tergenang air dalam waktu yang lama.
  Tanah histosol jarang dijumpai hewan, namun lebih banyak berupa serat- serat  tanaman yang berasal dari tanaman yang sudah hancur.

Pemanfaatan
Di Amerika serikat bagian utara, tanah-tanah ini digunakan untuk memproduksi bawang, sledri, “mint”, kentang, kubis, “cranberris”, wortel dan tanaman ubi-ubian lainnya. Akhir musim semi adalah ancaman terbesar pada pertumbuhan tanaman di daerah sedang. Ancaman lain adalah kebakaran dan erosi angin, metode khusus dalam pengerjaan tanah bersama dengan pemberian pupuk dengan hati-hati diperlukan untuk menaikan produktivitas tertinggi tanah. 




Sebaran
Tanah histosol di Indonesia meliputi wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya.

Faktor pembatas
-          Ketebalan dan kematangan gambut
-          Bahan organ ik tinggi
-          PH sangat rendah
-          Kejenuhan air
-          Poros terbuka

  1.  ULTISOL
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.

Karakteristik
  1. Kandungan bahan organic rendah, kenjenuhan basa kurang dari 35% dan pH rendah (pH 4,2-4,8).
  2. Terbentuk dari pelapukan, translokasi,dan akumulasi mineral liat di horizon B
  3. Terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui.
  4. Bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat.
  5. Terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff.


Sifat dan karakteristik :
Ultisol bervariasi dalam warna dari ungu-merah, orange kemerahan dengan terang-menyilaukan, untuk oranye pucat kekuningan-dan bahkan beberapa nada kekuningan-coklat tenang. Mereka biasanya cukup asam, sering memiliki pH kurang dari 5. Hasil warna merah dan kuning dari akumulasi oksida besi (karat) yang sangat tidak larut dalam air. Banyak nutrisi, seperti kalsium dan potasium. Sifat-sifat penting pada tanah Ultisol berkaitan dengan jumlah fosfor dan mineral-mineral resisten dalam bahan induk,komponen-komponen ini umumya terdapat dalam jumlah yang tidak seimbang, walupun tidak terdapat beberapa pengecualian. Ultisol yang berkembang pada bahan induk dengan kandungan fosfor yang lebih tinggi.Reakasi Tanah umumnya masam dan agak seragam di seluruh bagian solum. Horizon permukaan jarang mempunyai nilai pH krang dari 5,0 atau lebih besar dari 5,8 pH umumnya menurun dengan meningkatnya kedalaman dan mencapai nilai minimum 4,0 sampai 5,5 pada bagian atas atau tengah horizon argilik, tetapi pada ultisol yang sangat terlapuk dan tercuci, nampak terjadi sedikit penurunan pada seluruh solum. Sumber-sumber lain adalah kation-kation ampoter dapat tukar atau senyawa-senyawa hidroksinya, bahan organik dan hidrogen dapat tukar (Lopulisa,2004).

Pemanfaatan:
·         kebanyakan sebagai lahan  kering
·         hutan tropika basah
·         padang alang-alang
·         perkebunan
·         sebagian digunakan pertanian

Persebaran:
Tanah yang paling luas penyebarannya di Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa .


 Faktor pembatas
   bersifat masam
Cara mengatasinya : dengan drainase yang baik
   Miskin unsur hara
Cara mengatasinya : Pengelolaan lebih diarahkan untuk meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.
Tanah ultisol kurang subur sehingga butuh amandemen pengapuran, input pupuk organik, (N,P,K)

3. OXISOL
Semua tanah dengan horison oxic termasuk ordo Oxisol. Oxisol ada pada permukaan tanah di daerah tropik basah dengan atau berisi sedikit cadangan basa di luar tempat pertukaranya. Pembentukan:Ultisol dan Oxisol berada pada landscape yang sama, namun oxisol cenderung lebih sedikit bekembang dari batuan basa yang berlebih mineral dan mudah lapuk yang mempunyai sedikit kandungan silikat. Terbentuk pada iklim hangat lembab tanpa pembentukan tanah baru, dan dapat ditemukan di daerah-daerah datar sampai berbukit,umumnya lahan kering memiliki kelerengan curam, dan kedalaman/solum dangkal yang sebagian besar terdapat di wilayah berg unung (kelerengan > 30%) dan berbukit (kelerengan 15−30%), dengan luas masing-masing 51,30 juta ha dan 36,90 juta ha. Lahan kering berlereng curam sangat peka terhadap erosi. Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit.

Karakteristik :
Tanah didominasi oleh mineral liat kaolinit dan oksida-oksida besi dan alumunium tinggi. Dapat dicirikan dengan oleh tingkat kemasaman yang tinggi, level unsur-unsur Ca, K dan Mg rendah, Defisiensi unsur N, P, K, Ca dan Mg umum dijumpai di lapang, kadar lengas dan kapasitas simpan lengas tanah rendah dan rentan terhadap erosi. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al.
 Tanah ini juga didominasi oleh mineral liat kaolinit dan oksida-oksida besi dan alumunium tinggi. Tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Horison oksisol mempunyai :
  Ketebalan 30cm atau lebih Kapasitas tukar kation 16 miliekivalen atau kurang untuk masing-masing 100 gr liat.Tidak ada atau hanya sedikit mineral trace yang dapat menahan untuk melepaskan basa.Terdapat sedikit, jika setiap liat dapat menghamburkan air Batas difusi dan horizon.

Faktor Pembatas:
Pengelolaan : Sifat/karakteristik seperti dimiliki oleh tanah-tanah yang didominasi Oksisol, menyebabkan produktivitas atau kesuburan tanahnya rendah , sehingga menjadi kendala dalam pengembangannya. Selain mempunyai tingkat kesuburan rendah, umumnya lahan kering memiliki kelerengan curam,Lahan kering berlereng curam sangat peka terhadap erosi, terutama apabila diusahakan untuk tanaman pangan semusim
Sifat kimia yang buruk:
  KB rendah (< 35 %)
  KTK rendah
  Bahan organik rendah
  PH masam rendah
  Warna merah

Pemanfaatan:
Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi. Tanah jenis ini tersebar di daerah tropik basah.

Persebaran
Dapat ditemukan di daerah-daerah datar sampai berbukit,umumnya lahan kering memiliki kelerengan curam, dan kedalaman/solum dangkal yang sebagian besar terdapat di wilayah berg unung (kelerengan > 30%) dan berbukit (kelerengan 15−30%), dengan luas masing-masing 51,30 juta ha dan 36,90 juta ha.


4. ENTISOL
Sebagai tanah muda yang belum mengalami deforensiasi horison (kanan-kiri sungai dan rawa) Entisol adalah tanah yang belum berkembang dan banyak di jumpai pada tanah dengan bahan induk yang sangat beragam baik secara jenis, sifat dan asalnya.

 Sifat dan karakteristik:
Tanah entisol cenderung memiliki tekstur yang kasar dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah teroksidasi dengan udara, untuk tanah entisol, kelembapan dan pH nya selalu berubah, hal ini karena tanah entisol selalu basah dan terendam dalam cekungan. Dan tanah yang memiliki kadar asam yang kurang baik untuk ditanami, karena memiliki kadar asam yang sangat tinggi atau sangat rendah.

Pemanfaatan
Tanah entisol dapat digunakan apabila dikembangkan metode baru, misalnya sistem drainase untuk mengairi tanah ketika kadar asamnya mulai rendah, dapat ditambah dengan pemupukan dengan hasil yang optimal. Pada tanah entisol tidak terdapat hewan-hewan seperti cacing, karena keadaanya yang kurang subur, dan komposisi mineralnya adalah terdapatnya mineral kuarsa dan oksida besi.

Sebaran
Entisol yang berasal dari abu-volkanik hasil erupsi yang dikeluarkan gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan lapili. Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan Yogyakarta), dan Kerawang.
Faktor pembatas
   memiliki kadar asam yang kurang baik untuk ditanami, karena memiliki kadar asam yang sangat tinggi atau sangat rendah.
   Iklim basah atau kering
   Tingkat perkembangan yang masih sangat lemah karna bahan induk yang masih resinten pelapukan, adanya erosi yang mengerus epipedon

5. INSEPTISOL
Tanah inceptisol meruapakan tanah yang sudah mulai berkekmbang. merupakan tanah muda yang sudah mulai berkembang. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno,1993). Tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain.

Sifat dan karakteristik :
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat –sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut –turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat  kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika. (Darmawijaya, 1990). Tanah in ceptisol memiliki kadar alumunium dan kadar zat besinya tinggi. Keasaman yang terkandung pada tanah ini adalah 5-7 dengan tingkat kejenuhan 72 %, oleh karena itu tanah ini memiliki tingkat keasaman sedang.
Karakteristik tanah inceptisol adalah sebagai berikut :
  Memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter
  Warnanya hitam atau kelabu sampai coklta tua
  Teksturnya debu, lempung debu, bahkan lempung
  Tekstur tanahnya gempur, memiliki ph 5-7
  Memiliki bahan organik yang tinggi yaitu 10% - 30%
  Merupakan tanah muda yang subur
  Banyak mengandung mineral primer
  Mengembang dari endapan tanah hasil erosi

 Pemanfaatan
Pemanfaatan yang bervariasi mulai untuk bercocok tanam hortikultura tanaman pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan besar seperti sawit, kakao, kopi, dan lain sebagainya, bahkan pada daerah-daerah yang eksotis, dikembangkan pula untuk agrowisata. Tanah inceptisol merupakan tanah yang masih berupa bahan induk yang belum matang, terdapat di lereng yang curam dan hutan dengan sedikit menggunakan sistem drainase agar tanah dapat diolah untuk pertanian

Sebaran
Terbentuk dari tanah alluvial, banyak terdapat di lembah-lembah atau jalur aliran sungai atau daerah pantai,dengan vegetasi daerah sungai dan pantai,banyak dijumpai di kalimantan, papua, dan maluku, tanah ini usianya masih muda dan tarmasuk tanah mineral. Tanah yang menyebar mulai di lingkungan iklim semiarid (agak kering) sampai iklim lembap. Memiliki tingkat pelapukan dan perkembangan tanah yang tergolong sedang. Terdapat hamper di seluruh kepulauan Indonesia.

Faktor pembatasan








BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tanah histosol merupakan tanah yang jenuh air, dan pH yang masam sehingga agak sedkit sulit untuk dimanfaatkan di bidang pertanian. Tanah ultisol merupakan tanah yang mengalami pencucian hebat dan bersifat asam. tanah oxisol mempunyai tingkat kesuburan rendah, umumnya lahan kering memiliki kelerengan curam. Tanah Entisol adalah tanah yang belum berkembang dan banyak di jumpai pada tanah dengan bahan induk yang sangat beragam baik secara jenis, sifat dan asalnya. Tanah Inceptisol adalahperkembangan dari tanah entisol.

B. SARAN
Terdapat berbagai jenis-jenis tanah yang belum dikaji pada makalah di atas, penulis berharap pembaca bisa membaca dan mendeskripsikan jenis tanah yang lain, demi menambah pemahaman lagi mengenai jenis tanah yang lain.












DAFTAR PUSTAKA
D.Fiantis. 2002. Jurnal ordo tanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar