Jumat, 10 April 2015

Makalah Fiqih " Sholat Jenazah"



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Salah satu kajian dalam ilmu fiqih yang harus diketahui umat islam adalah sholat jenazah. Sholat jenazah hukumnya fardhu kifayah, artinya jika tidak seorangpun diantar golongan masyarakat yang menyolatkan jenazah yang meninggal dilingkungannya maka semua anggota golongan masyarakat tersebut mendapat ganjaran dari Allah. Berkaitan dengan hal tersebut, berarti semua golongan masyarakat muslim harus mengenal dan memahami dengan baik tentang sholat jenazah.
Dengan penulisan makalah ini, semoga pengetahuan masyarakat terutama mahasiswa tentang sholat jenazah lebih baik lagi kedepannya.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan sholat jenazah?
2.         Apa saja yang harus dilakukan orang-orang yang hadir ketika seseorang wafat?
3.         Apa saja yang harus dilakukan para pelayat?

C.      Tujuan
1.         Menjelaskan pengertian sholat jenazah
2.         Mendeskripsikan tentang hal yang harus dilakukan orang-orang yang hadir ketika seseorang wafat
3.         Mendeskripsikan tentang hal yang dilakukan para pelayat







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sholat Jenazah
Sholat jenazah adalah suatu praktik ibadah sholat yang dilakukan umat muslim sebanyak 4 takbir ketika muslim lainnya meninggal dunia. Hukum melaksanakan sholat jenazah adalah fardhu kifayah yang artinya wajib,tapi apabila seorang muslim telah melaksanakannya maka terbebaslah muslim lain yang ada disekitarnya dari kewajiban tersebut dan begitu juga sebaliknya apabila tidak ada seorangpun yang melaksanakannya maka semua muslim yang ada dilingkungan tersebut mendapat ganjaran dari Allah SWT.

B.       Hal yang Harus Dilakukan Oleh Orang-Orang yang Hadir Ketika Seseorang Wafat
Ketika seseorang wafat, orang-orang yang berada disana harus memejamkan mata jenazah dan menutup seluruh tubuh mayat. Selain itu hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1.                  Memandikan jenazah
Pada umumnya, hal yang pertama harus dilakukan oleh orang-orang yang hadir adalah memandikan  jenazah.
       Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam memendikan jenazah antara lain :
a.         Mempersiapkan alat dan sarana pemandian (bejana tempat air, gayung ataupun selang, papan/meja, sabun, satir sebagai penutup).
b.        Memandikan jenazah dengan air ke seluruh badan sebanyak  tiga kali atau lebih asalkan ganjil hitungannya dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
c.         memotong kuku atau rambut jenazah hukumnya makruh menurut mayoritas ulama.
d.        Di dalam memandikan, dicampur dengan daun bidara (kalau ada) atau dapat diganti dengan sabun.
e.         mencampur air siraman terakhir dengan wewangian, seperti kapur barus dan semisalnya.
f.         Memulai pemandian dengan menyiram anggota tubuh bagian kanan jenazah dan anggota-anggota wudlu.
g.        Apabila jenazah laki-laki, yang mengurusi pemandiannya adalah laki-laki, begitu halnya dengan wanita. Namun boleh juga dilakukan oleh suami terhadap istrinya atau istri terhadap suaminya.
h.        Yang memandikan jenazah hendaknya orang yang ahli dan paham akan tata cara dan seluk beluk pemandian jenazah serta orang yang dapat dipercaya (dapat menyimpan rahasia).
            Hal-hal  di atas didasarkan pada sabda Nabi SAW:
اغسلنها ثلاثا أو خمسا أو أكثر من ذلك إن رأيتن ذلك بماء وسدر واجعلنه في الآخرة كافورا أو شيئا من كافور وابدأه بميامنها ومواضع الوضوء منها .
“Mandikanlah ia tiga kali atau lima kali atau lebih banyak dari itu, jika kalian memandang hal itu (perlu), dengan menggunakan air dan (daun (bidara) dan jadikanlah siraman terakhir dengan air kapur barus atau sejenisnya, dan mulailah (memandikan) anggota tubuh bagian kanan serta anggota-anggota wudlu” (H. R. Bukhari dan Muslim).

2.    Mengafani jenazah
Setelah jenazah dimandikan dengan sempurna, kewajiban kita selanjutnya adalah mengafaninya.
Adapun ketentuan yang harus diperhatikan adalah :
a.    Kain yang digunakan berwarna putih, sebagaimana sabda Nabi SAW:
 البسوا من ثيابكم البياض ، فإنها خير ثيابكم وكفنوا منها .
Pakaikanlah pakaian (dengan) warna putih, sesungguhnya ia merupakan pakaian terbaik bagi kalian serta berkafanlah dengannya” (H. R. Tirmidzi dan Abu Daud).
b.    Diupayakan tiga lembar kain kafan atau lebih sesuai dengan kebutuhan.
c.    Tidak berlebihan dalam mengkafani .
d.   Kain tidak tipis (tembus pandang).
3.    Menyolatkan jenazah
Setelah jenazah terbungkus kain kafan sesuai ketetapan islam, orang yang hadir hendaknya segera menyolatkannya.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam shalat jenazah:
a.        Shalat jenazah berbeda dengan shalat-shalat lain (tanpa rukuk dan sujud).
b.        Memiliki tujuh rukun (niat, berdiri apabila mampu, memiliki 4 takbir, salam, membaca fatihah, membaca shalawat Nabi, do’a bagi jenazah).
c.         Boleh shalat sendirian, tetapi semakin banyak jama’ah, semakin utama dan bermanfa’at bagi jenazah.
d.        Shalat jenazah boleh dikerjakan di masjid dan di tempat lain (luar masjid).
e.         Apabila berjama’ah, disunahkan menjadi tiga shaf di belakang imam.

4.    Menguburkan mayat
Sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan seorang muslim adalah mengikuti jenazah dari rumah duka sampai kuburan.
            Dalam mengikuti dan mengantar jenazah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.        Ketika mengantar jenazah tidak boleh mengeraskan suara dengan tangisan, serta membakar dupa/kemenyan.
b.       Disunahkan cepat dalam membawa jenazah (bukan berarti lari).
c.         Dalam mengiringi jenazah harus berjalan didekatnya,boleh disisi manapun tapi lebih utama dibelakang.
d.       Boleh berkendaraan, harus pelan di belakang jenazah, akan tetapi yang paling utama adalah dengan berjalan kaki.
e.        Disunahkan bagi orang yang memikul (membawa jenazah) untuk berwudlu,
f.        Termasuk sunnah bagi pengantar jenazah, setelah sampai di pintu kubur, mengucapkan:
السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين وإنا إن شاء الله بكم لاحقون،  أسأل الله لنا ولكم العافية
 ( رواه مسلم ) .
“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penghuni kampung  orang-orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusulmu, kami mohon kepada Allah untuk kami dan kamu semua agar diberi sentausa ” (H. R. Muslim)
Ketika menguburkan jenazah perkara-perkara yang perlu diperhatikan:
a.         Menyediakan peralatan yang dibutuhkan (misalnya: cangkul, papan dan kayu).
b.       Termasuk sunnah, menguburkan jenazah di tanah pekuburan (kecuali orang yang mati syahid dalam peperangan, ia di kubur di tempat ia mati syahid dan tidak di pindah ke tanah pekuburan).
c.        Lubang kuburan dibuat dalam, luas serta bagus.
d.       Kuburan bisa dibuat dua macam; liang lahad dan syaq.
Lahad: galian di tepi lubang kubur di sebelah barat / kiblat bagian bawahbiasanya dibuat ketika tanah keras..
 Syaq: galian kubur ke bawah seperti sungai biasanya dibuat pada tanah gembur.

Sebagai muslim yang baik, kita harus melayat ke rumah saudara kita yang meninggal. Ketika kita melayat, ada aturan-aturan islam yang harus kita patuhi. Salah satunya adalah hal yang boleh kita lakukan terhadap jenazah ketika ia terbaring yaitu kita diperbolehkan untuk membuka tutup wajah jenazah dan menciumnya, juga menangis atasnya selama tiga hari. sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang melayati ‘Utsman bin Mazh‘un yang telah wafat, beliau membuka penutup wajahnya dan menciumnya, kemudian beliau menangis, hingga aku melihat air matanya membasahi kedua pipinya.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini yaitu sholat jenazah adalah paraktik ibadah sholat yang dilakukan umat muslim ketika muslim lainnya meninggal. Hal yang harus dilakukan orang yang hadir ketika seseorang wafat adalah memandikan, mengafani,menyolatkan dan menguburkan jenazah. Sedangkan hal yang boleh dilakukan para pelayat adalah membuka tutup wajah jenazah lalu menciumnya dan menangis atasnya selama tiga hari.

B.     Saran
Dalam memperlakukan jenazah, umat muslim hendaknya benar-benar memperhatikan aturan-aturan islam yang berlaku agar Ia diterima disisi Allah SWT.

















DAFTAR PUSTAKA

http://aljaami.wordpress.com/2011/10/31/adab-adab-bagi-para-pelayat-dan-kerabat-mayit/20/03/2014



FIQIH







OLEH

YULIANA
11382202115





JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2014




 
 
KATA PENGANTAR

Description: Basmallah1


            Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing bapak Duski Samad dan teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai bahan penilaian dan panduan pembelajaran Fiqih. Besar harapan kami makalah ini bisa bermanfaat untuk kedepannya.
            Kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari sejumlah kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, saran dan tanggapan sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.



                                                                                      Pekanbaru ,  Maret 2014

                                                                                                Penulis




i
 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................         i
DAFTAR ISI..............................................................................................        ii

BAB I      PENDAHULUAN.....................................................................        1
A.    Latar Belakang .....................................................................        1
B.     Rumusan Masalah..................................................................        1
C.     Tujuan....................................................................................        1    

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................        2
A.    Pengertian Sholat Jenazah.....................................................        2
B.     Hal yang Harus Dilakukan Oleh Orang-Orang yang Hadir Ketika Seseorang Wafat             ............................................................................................  2
C.     Hal yang Boleh  Dilakukan Para Pelayat ..............................        5

BAB III   PENUTUP.................................................................................        6
A.    Kesimpulan............................................................................        6
B.     Saran  ....................................................................................        6
DAFTAR PUSTAKA


ii